Selasa, 21 September 2010

SERANGAN TOUR



DESA SERANGAN

Desa Serangan adalah sebuah desa kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali, dimana Desa ini dulunya adalah sebuah pulau namun dengan adanya reklamasi, maka pulau ini menyatu dengan pulau Bali.

Menurut cerita orang tua dahulu bahwa munculnya pulau Serangan di awali dari sebuah desa tertimpa suatu musibah, dimana penduduknya habis ditelan oleh burung Garuda, namun yang terakhir tidak bisa ditelan atau dimuntahkan. Lalu burung itu terbang tidak menentu arah tujuannya, hingga sampailah burung Garuda itu di teluk selatan. Di situlah burung Garuda merendam badannya sambil mengais-ngaiskan kakinya sehingga tanah bermunculan sehingga membentuk suatu daratan yang sekarang di kenal dengan pulau Serangan. Ditempat inilah burung Garuda memuntahkan manusia terakhir yang tidak dapat ditelannya, manusia ini di sebut Si Utah Garuda. Setelah SI Utah Garuda keluar dari mulut Garuda, lalu burung itu berkata, "Hai kamu adalah orang ksatria utama, semoga kamu bisa hidup bahagia di pulau ini". semenjak itu Si Utah Garuda menetap di daratan ini. Para nelayan yang biasa mencari ikan di tempat itu merasa heran, dengan keberadaan baru itu yang di huni oleh seseorang. Mereka bertanya kepada Si Utah Garuda, mengapa dia berada di daratan ini dan Si Utah Garuda menjawab dia juga tidak tahu mengapa dia berada disini, dia hanya tahu dia dimuntahkan oleh seekor Burung Garuda. Mendengar hal itu, nelayan merasa kasihan dan memberikan bekal mereka pada Si Utah Garuda, bahkan mereka ingin mengajak tinggal di tempat mereka, namun Si Utah Garuda tidak mau, dia bersikeras ingin tinggal di daratan tersebut.

Para nelayan yang datang ke tempat itu berkaul kepadanya, seandainya mereka mendapatkan ikan yang banyak bahwa mereka akan membawakan Si Utah Garuda sekedar makanan dan ada pula yang akan membuatkan tempat berteduh. Ternyata semua permintaan para nelayan terkabul. Mereka mendapatkan banyak ikan, semenjak itu berita mengenai Si Utah Garuda tersebar dimana-mana sementara itu banyak orang datang untuk membuat pondok dan menetap di tempat itu. Begitu banyaknya orang datang dan berkaul kepadanya, di buatkan sebuah pelinggih disebelah pondok untuk di pujanya. Dengan keberadaan Si Utah Garuda dan orang-orang yang menetap di sana maka mereka membentuk satu sistem kemasyarakatan yang mempunyai aturan-aturan tersendiri yang sampai sekarang di sebut Desa Adat Serangan.

Istilah Serangan berasal dari kata "Sira-Angen" yang dalam bahasa Bali berarti "sire sane nenten kelangen" artinya "siapa yang tidak kasihan". Ini berawal dari keberadaan Si Utah Garuda di daratan yang membuat orang-orang kasihan kepadanya, maka daratan/tempat tersebut di beri nama Serangan. Demikian secara singkat mengenai sejarah Desa Serangan (Sumber Pemangku Pura Cemara Desa Serangan, I Ketut Rampun)

Serangan sebagai objek dan daya tarik wisata berlokasi di Desa/Kelurahan Serangan,Kota Denpasar,Propinsi Bali yang luasnya 101 hektar (namun dengan diadakan reklamasi pantai Serangan,kini luas Desa tersebut 365 hektar) dan mempunyai tinggi 3 meter dari permukaan laut. Mengingat desa ini terletak di daerah pantai maka akan mempengaruhi suhu udaranya, yang rata-rata panas. Jarak Desa Serangan menuju pusat pemerintahan kecamatan sejauh 4,5 km dan 20,5km menuju Kabupaten (Badung).

Secara geografis batas-batas wilayah Desa Serangan adalah: sebelah utara: Desa Sanur Kauh, sebelah selatan: Kelurahan Tanjung Benoa, sebelah barat: Kelurahan pedungan, sebelah timur: selat Badung. Secara administrasi Desa Serangan terdiri dari enam banjar adat Hindu, dan satu adat Kampung Bugis (Islam), yakni: Banjar Dukuh, Banjar Peken, Banjar Kawan, Banjar Tengah, Banjar Kaja, Banjar Pojok, Banjar Bugis.

Berdasarkan data monografi Desa Serangan sampai akhir tahun 2002, jumlah penduduk penduduknya mencapai 3.261 orang, yang terdiri dari 1.558 orang laki-laki, dan 1.703 orang perempuan. Keseluruhan jumlah penduduk tersebut berprofesi sebagai nelayan. Mengingat daerah ini adalah daerah pesisir, makanya penghasilan daerah ini dari hasil laut.

Adapun fasilitas (sarana dan prasarana) yang ada di Desa Serangan dapat dikatakan belum memadai seperti belum adanya sarana akomodasi seperti: penginapan,hotel,bungalow dan lain-lain, mengingat desa ini baru dikembangkan dalam beberapa tahun ini dan saat ini masih dalam proses pengembangan kearah yang lebih maju.

Fasilitas yang sudah ada yakni: (a) Jalan.Keadaan jalan di desa ini sudah lebih lebih baik dari sebelumnya. Sebagian jalan sudah di aspal dan dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Adanya penerangan di sepanjang jalan pada malam hari semakin mempermudah orang-orang yang melalui jalan di Desa Serangan.(b). Restoran (Kafe). Di desa ini terdapat tujuh restoran (kafe) yang lokasinya berdampingan yaitu di sebelah tenggara agak jauh dari pemukiman penduduk. (c). Alat komunikasi. Terdapat dua buah wartel dan tiga buah telpon umum yang di tempatkan di kantor Lurah, pasar dan di kantor KUD. Walaupun sebelumnya terdapat lebih dari tiga telpon umum, namun karena adanya kerusakan atau kurang adanya perawatan maka saat ini hanya ada tiga telpon umum. Dengan adanya alat komunikasi ini maka akan membantu mempermudah masyarakat melakukan komunikasi jarak jauh, namun sampai saat ini belum ada kantor pos.(d). Puskesmas Pembantu. Puskesmas di desa menempatkan dua orang perawat untuk membantu masyarakat untuk berobat. Bangunan, serta fasilitas lainnya mendapat subsidi dari pemerintah. (e). Tempat Ibadah. Terdapat 18 pura dan 1 mesjid yang terdapat di perkampungan Bugis. Karena sangat minim penduduk beragama Kristen dan Budha maka belum ada Gereja dan Wihara di sana. (f). Tempat memancing. Desa Serangan sangat cocok untuk tempat memancing karena memiliki lautan dan pantai yang cukup luas dan tentu dengan hasil laut yang berlimpah. (g). Lain-lain. Sekolah-sekolah sudah cukup bagus, sebagian besar gedung-gedungnya sudah di renovasi dan di berikan fasilitas yang lebih memadai seperti sarana lampu di kelas-kelas dan sekitarnya, air PAM dan dan listrik cukup lancar sehingga penduduk tidak kesulitan akan kebutuhan air dan listrik.

PURA SAKENAN

Pura Sakenan terletak di pinggir barat laut wilayah Desa Serangan, kecamatan Denpasar selatan, kabupaten Badung, sekitar 10km ke arah selatan dari kota Denpasar. Dari Pura Sakenan terlihat pemandangan pantai dan laut yang indah, deretan bukit-bukit dan pantai Nusa Dua yang terletak di sebelah selatannya.

Struktur Pura Sakenan terdiri dari dua kelompok yaitu:

1. Pura Sakenan, komplek Pura Sakenan terletak di timur.
2. Pura Dalem Sakenan, komplek Pura Sakenan yang terletak di barat.

Berdasarkan lontar Dwijendra tattwa, nama Sakenan berasal dari kata "Sakya" yang berarti dapat langsung menyatukan pikiran. Lontar tersebut menguraikan bahwa pada bagian tepi barat laut Serangan, DangHyang Nirarta tertegun, merasakan keindahan alam, laut yang tenang dengan keasrian pantainya. Oleh karena itu beliau menginap di sana dan melakukan yoga, memuja keagungan Tuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan. Pada saat melakukan yoga Beliau bisa langsung menyatukan pikiran atau "sakya", oleh karena itu beliau membangun tempat pemujaan yang di beri nama "pura Sakenan".

Pada saat ini Pura Sakenan yang di bangun oleh DangHyang Nirartha tersebut di kenal dengan nama "Pura Dalem Sakenan",komplek Pura Sakenan di bagian barat.

Tinjauan sejarah Pura Sakenan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan lontar Usana Bali, yang menguraikan bahwa Mpu Kuturan banyak
membangun pura di Bali, diantaranya disebutkan adalah "Bhatara ring Sakenan".Bila Mpu Kuturan yang dimaksud orangnya sama dengan tokoh Senopati Kuturan yang hidup pada masa pemerintahan Anak Wungsu 1049-1077 Masehi, maka Pura yang didirikan oleh Mpu Kuturan berdasarkan Lontar Usana Bali adalah komplek Pura Sakenan yang terletak disebelah timur, di bangun oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.

2. Berdasarkan Lontar Dwijendra Tattwa, yang antara lain menguraikan setelah DangHyang Nirartha menulis kekawin Anjang Nirartha (berisi uraian objek keindahan yang disaksikan sepanjang perjalanan bertirtayatra)di Nusa Dua, maka beliau melanjutkan perjalanan ke arah utara dan kemudian tiba di tepi barat laut pantai Serangan. Di tempat itu beliau beryoga dan dapat langsung menyatukan pikiran atau sakya dan kemudian beliau mendirikan tempat pemujaan yang dinamakan Pura Sakenan. Pura yang didirikan oleh beliau dinamakan "Pura Dalem Sakenan", yang terletak di komplek sebelah barat. Berdasarkan Dwijendra Tattwa tersebut, dapat dikatakan bahwa, Pura Sakenan yang terletak disebelah dibagian barat dibangun oleh Danghyang Nirartha pada abad ke-16 karena beliau menjadi purohita (pendeta penasehat raja)pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong yang menjadi raja sekitar tahun 1460-1552 M.

3. D Pura Dalem Sakenan terdapat peninggalan arkeologi yang berasal dari periode abad ke-16-17. Peninggalan tersebut adalah sebuah candi berbentuk "Prasadha", yaitu sebuah gapura bersayap berikut dua buah arca Ganesha yang berada didepannya selaku Dwarapala. Gapura dan arca Ganesha yang terdapat di Pura Sakenan tersebut berasal dari periode abad ke-16-17, berdasarkan analisis komparatif, membandingkan tipe dan hiasannya dengan gapura bersayap yang ada di Pura Uluwatu dan gapura bersayap di Mesjid Sandangduwur, lamongan Jawa Timur. Diantara ketiga gapura bersayap tersebut, tipe dan hiasannya serupa sehingga diduga berasal dari periode yang sama yaitu dari abad ke 16-17M. Perkiraan tersebut didasari atas angka tahun dalam bentuk candrasangkala pada gapura bersayap yang ada di Mesjid Sandangduwur yang berbunyi "Gunaning Salira Tirta Hayu" yaitu tahun 1483 Saka atau 1561 Masehi (guna=8,salira/sarira=8, tirta=4, hayu=1). Prasadha yang terdapat di Pura Dalem Sakenan tersebut, memiliki tipe serupa dengan prasada yang terdapat di Pura Taman Ayun dan prasada yang terdapat di Pura Sada di Desa Kapal. Ketiga pura tersebut memiliki ikatan dengan keberadaan kerajaan Mengwi pada periode abad ke-17.

Fungsi Pura Sakenan tersirat dalam sumber seperti:

1. Usana Bali, antara lain menguraikan tentang pendirian pura yang disebut "Bhatara ring Sakenan". Berdasarkan uraian tersebut, fungsi Pura Sakenan adalah untuk memuja "Bhatara" yaitu salah satu aspek manifestasi Tuhan yang dipuja sebagai Ista Dewata di Pura Sakenan tersebut.

2. Dwijendra Tattwa menyebutkan bahwa ketika danghyang Nirartha melakukan yoga di Pura Sakenan, beliau dapat langsung menyatukan pikiran atau sakya, terasa olehnya di tempat itu ada sumbu kekuatan suci untuk memuja Hyang yaitu Tuhan, untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.

3. Tradisi setempat memandang bahwa aspek manifestasi Tuhan yang di puja di Pura Sakenan adalah "Bhatara Rambut Sakenan" atau "Bhatara Rambut Sedana" yaitu untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.

Upacara Piodalan di Pura Sakenan diadakan setiap 6 bulan sekali (210hari), hari Sabtu Kliwon Kuningan, bersamaan dengan perayaan hari Raya Kuningan. perayaannya di lakukan selam 3 hari. "Ida Bhatara Nyejer" dan puncak acaranya disebut "Upacara Magpag Sakenan" dilaksanakan pada hari ke-2 yaitu hari minggu Umanis Langkir.

Perayaan upacara piodalan disertai dengan pementasan Tari Wali dan Tari Wewalian seperti: Barong Ket, Barong landung. Pada waktu upacara piodalan, umat Hindhu berduyun-duyun datang untuk bersembahyang. mereka berasal dari berbagai daerah, khususnya dari kabupaten Badung.

SANUR

Pantai Sanur terletak di kecamatan Denpasar selatan, kota Denpasar. Pantai ini terletak disebelah timur dan selatan Desa Sanur, yang merupakan tepi Samudera Indonesia, sebelah selatan pulau Bali. Tempat ini sudah terkenal sejak dahulu kala terutama sejak terjadi perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 yang mana Belanda mendaratkan tentaranya di pantai ini. Dalam sejarah Bali kuno, pantai Sanur juga terkenal, dan masih ada Tugu Batu Bertulis yang merupakan Prasati Raja Kesari Warmadewa yang berkeraton di Singadwala tahun 917, dimana sekarang terdapat di Blanjong bagian selatan pantai Sanur. Di kalangan pariwisata, pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis Belgia bernama A.J.Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di Sanur sejak tahun 1937 dan mengadakan pameran lukisan karyanya sendiri.

Daya tarik pantai Sanur sebelah utaranya melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian selatannya berbelok dari timur ke barat dimana gelombang lautnya tidak terlalu besar dan bila airnya surut akan kelihatan batu karang yang membentang berwarna warni. Di sebelah tenggara terlihat gugusan pulau Nusa Penida diseberang laut dan sebelah timur kelihatan panorama pantai-pantai selat Bali dengan gunungnya. Pemandangan pantai Sanur jjuga terlihat indah di sore hari.

Gugusan Pulau Serangan dan bukit karang yang menjorok ke laut terlihat dari pantai Sanur sebelah selatan. Suasana di sepanjang pantai Sanur terang dan teduh karena penuh dengan pohon besar. Wisatawan di pantai Sanur senang menikmati matahari terbit dan berjemur di sepanjang pantai yang berpasir putih.

Pantai Sanur jaraknya sekitar 4 Km dari pusat kota Denpasar, dapat dicapai dengan mobil maupun sepeda motor. Pantai Sanur sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara. Hari minggu dan hari libur tempat ini menjadi pilihan penduduk kota Denpasar untuk berekreasi dan mandi di laut. Pada malam bulan purnama banyak orang datang santai dan mandi sambil menikmati keindahan pantai. Selain pantainya, Museum Le Mayeur juga banyak menarik minat wisatawan.

Di pantai Sanur banyak di gelar event-event lokal, nasional, maupun internasional. Contoh dari event itu adalah lomba Layang-Layang, lomba Jukung Tradisional.

Fasilitas yang terdapat di Sanur adalah, adanya hotel bertaraf inernasional seperti Hotel The Grand Bali Beach, Hotel Bali Hyatt, Hotel Sanur Beach, Hotel Sindhu Beach, Griya Santrian, Besakih Hotel, dan masih banyak lagi sepanjang timur dan tenggara pantai ini. Berbagai fasilitas ini berbaur dengan fasilitas untuk tempat tinggal penduduk, sehingga Sanur merupakan kawasan tertutup. Kios barang kesenian dan art shop juga banyak disana. Akomodasi dan restorant juga sudah banyak tersedia yang senantiasa siap melayani kepentingan para wisatawan. Pantai Sanur juga dipergunakan sebagai tempat penyebrangan menuju pulau Nusa penida, dan juga tersedia restourant cepat saji seperti Mc Donald dan KFC, dan tak kalah pentingan fasilitas Bank dan juga Money Changer (tempat tukar uang asing), serta ATM yang sangat mempermudah para wisatawan untuk proses pengambilan uang mereka.