Selasa, 12 Oktober 2010

LOVINA



Kawasan wisata Lovina merupakan kawasan wisata pantai dengan daya tarik utamanya pantai dan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan-ikannya. karena sifat lautnya yang tenang, Lovina sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung atau sekedar berendam di air laut. Disamping daya tarik di atas, ada juga ikan lumba-lumba (dolphin) dalam habitat aslinya. Ikan lumba-lumba ini dalam jumlah ratusan dapat dilihat di pagi hari kurang lebih 1 Km lepas pantai. Ikan lumba-lumba yang menyelam, melompat di atas permukaan air dengan pemandangan untaian gunung di sebelah selatannya, langit memerah menandakan akan terbitnya matahari, merupakan daya tarik yang sangat memikat. Tidak kalah menariknya adalah jika wisatawan sempat menyaksikan matahari terbenam di sini.

Kawasan Lovina juga di tunjang oleh banyaknya daya tarik wisata di sekitarnya yang mudah di capai dari lokasi ini. Daya tarik wisata di sekitar Lovina antara lain; Air panas Banjar, Wihara Budha, Air Terjun Gitgit dan beberapa desa yang ada di sekitar lokasi.

Secara resmi kawasan ini disebut kawasan Kalibukbuk, namun lebih dikenal dengan kawasan wisata Lovina. Kawasan ini terdiri dari 2 kecamatan, yaitu desa Pemaron dan desa Tukad Mungga, desa anturan dan desa Kalibukbuk masuk dalam kecamatan buleleng, sedangkan desa Kaliasem dan desa Temukus masuk dalam kecamatan Banjar- kedua-duanya masuk dalam kabupaten Buleleng.

Desa yang terletak paling timur yaitu desa Pemaron,5 Km barat Singaraja, dan desa yang paling barat Singaraja, dan desa yang paling barat yaitu desa Temukus 12 Km barat Singaraja. Pusat kegiatan kawasan Lovina terletak 10 Km dari kota Singaraja.

Kawasan Lovina sementara ini menjadi pusat tersedianya fasilitas kepariwisataan di kabupaten Buleleng yaitu berupa akomodasi baik berupa hotel bintang, hotel Melati, pondok wisata maupun home stay, rumah makan, toko cendramata, transportasi dan fasilitas penunjang lainnya.

Sebagai kawasan wisata dan pusat pariwisata di Buleleng, Lovina mendapat kunjungan yang terbesar dari wisatawan yang berkunjung ke kabupaten ini. Diperkirakan 9% wisatawan yang berkunjung ke Buleleng menginap di Lovina.

Tidak ada bukti-bukti atau sumber yang jelas mengenai asal-usul nama Lovina. Berdasarkan keterangan putra-putra almarhum Anak Agung Panji Tisna, keturunan Raja Buleleng dan sastrawan yang terkenal, nama Lovina diberikan oleh almarhum atas suatu tempat milik almarhum yang terletak di desa Kaliasem, dimana untuk pertama kali beliau membangun bungalow sebagai tempat peristirahatan. Konon nama Lovina diambil dari nama hotel kecil di India yaitu "Lafeina" dimana beliau menginap dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi, yang kemudian buku ini di terjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Untuk mengenang nama hotel tersebut maka tanah milik beliau diberi nama Lovina. Tetapi ada juga versi lain, nama Lovina di beri karena ada pohon santen yang di tanam oleh putra beliau yang kemudia tumbuh saling berpelukan. Dalam hal ini Lovina yang berasal dari bahasa latin artinya saling mengasihi atau menyanyangi. Nama Lovina kemudian oleh Bupati Buleleng , Drs I ketut Ginantra, selama masa jabatannya dari tahun 1988 sampai 1993, di artikan sebagai singkatan dari "Love" dan "Ina" yang di artikan sebagai "Cinta Indonesia"

AIR TERJUN GITGIT


Air terjun Gitgit merupakan objek wisata yang sangat indah. Air terjun ini terletak di bebukitan dengan ketinggian kurang lebih 35 meter dan di penuhi dengan aneka ragam vegetasi menguak dan mengalirlah air terjun secara alami dengan debit konstan sepanjang tahun. Gemuruh air terjun disekitar keheningan alam yang mempesona merupakan atraksi tersendiri dan dapat di nikmati oleh setiap pengunjung. Kekaguman dari keadaan alam yang seperti ini, membuat imajinasi dan perspektif batin kita menyatu dengan kebesaran alam. Di sekitar air terjun terdapat beberapa perkebunan dan hutan lindung. Pada daerah ini juga sering di jumpai kera liar.

Objek wisata semacam ini menjadi unik dan penuh dengan daya tarik karena alamnya yang mempesona, yang di bentuk oleh hijau segarnya tanaman, gemuruh terjunnya air, beningnya air disela-sela bebatuan yang bertebaran, serta sesekali diselingi kicauan burung, sehingga sangat ideal untuk mandi, berendam di daerah terbuka alami. Pandangan lepas ke daerah aliran sungai, menggambarkan koridor yang alami yang di bentuk dari ragam tanaman, hamparan bebatuan, sehingga menciptakan citra alur tersendiri dari keberadaannya.

Lokasi air terjun Gitgit terletak di desa Gitgit, kecamatan Sukasada, pada jarak sekitar 10 Km dari kota Singaraja atau sekitar 70 Km dari kota Denpasar, pada ketinggian sekitar 300 meter dari atas permukaan laut.

Objek wisata ini merupakan satu daerah pencapaian dengan monumen perjuangan Wira Bhuana Pangkung Bangka. Monumen ini berwujud tugu dan patung aksi perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda. Monumen ini terletak di desa Gitgit, kecamatan Sukasada, pada jarak kurang lebih 17 Km dari kota Singaraja, lokasinya diapit oleh tebing dan jurang yang terjal. Jurangnya yang terjal disebut "Pangkung Bangka".
Daerahnya berada pada ketinggian kurang lebih 600 meter. Di kanan kirinya terdapat kebun kopi serta cengkeh yang subur.

Fasilitas di objek wisata Gitgit ini terdiri dari parkir, restoran, dan kios souvenir. Dan tidak jauh dari tempat air terjun merupakan tempat istirahat sambil menikmati keindahan panorama perkebunan,teras siring persawahan, dan pantai Buleleng.

Kunjungan ke objek wisata ini di lakukan sepanjang hari dari pagi sampai sore, baik bagi masyarakat setempat, wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Dari jalan raya menuju objek air terjun, para pengunjung akan di ajak berjalan kaki pada jalan setapak sepanjang 700 meter yang dapat di tempuh selama kurang lebih 10-15 menit. Jalan setapak berada diantara persawahan, perkebunan dan daerah aliran sungai penuh dengan panorama yang terbentuk secara alami,selaras,dan indah.

Air terjun Gitgit sudah dikenal sejak jaman Belanda. Orang Belanda sendiri banyak mempergunakan tempat ini sebagai objek rekreasi. Setelah perang kemerdekaan, sekitar tahun 1975, objek ini di hidupkan sebagai objek wisata.

Sebagaimana di ketahui, alam pulau Bali terbelah oleh gunung dan pegunungan di tengah-tengah pulau ini. Pada daerah ketinggian posisi pertama menuju daerah Singaraja diawali oleh desa Gitgit. Jadi bisa dikatakan bahwa, objek wisata Gitgit merupakan pintu gerbang objek wisata di kabupaten Buleleng. Secara kebetulan bahwa hampir 80% objek wisata di kabupaten Buleleng adalah wisata tirta/air seperti; Air terjun Gitgit, air panas Banyu Wedang, air panas Banjar, dan Air Sanih.

Memasuki objek wisata Gitgit, dari ketinggian di sekitar batas jalan pintu masuk menuju ke lembah sungai dan akhirnya turis dapat menikmati air terjun di sela pegunungan. Keadaan semacam ini dapat di kategorikan sebagai "Natural Sunken Garden".

Sesuatu yang alami,asri,orisinil,adalah suatu rekreasi yang alami, akan memulihkan kenangan komplit yang terjadi dan menciptakan kembali kesegaran-kesegaran baru untuk dapat dipindahkan dalam melaksanakan kehidupan dan perikehidupan selanjutnya. Dengan demikian, filsafat ketimuran yang selalu ingin menyesuaikan diri dengan alam akan dapat dinikmati pada objek wisata ini.

Untuk informasi tour segera hubungi I wayan Suyadnya Yasa (Yasa) di +62 (0) 81.337.485.888, +62 (0) 87.8611.800.17, e-mail: yanlandung@yahoo.com, gmail: wyansa@gmail.com, FB: wayan suyadnya yasa