Kamis, 24 Februari 2011

Ogoh-Ogoh




Hari Raya Nyepi sudah dekat, yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 maret 2011. Para umat Hindhu juga sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya berupa OGOH-OGOH yang akan di arak pada hari jum'at tanggal 4 maret 2011. Seperti perayaan hari Raya Nyepi sebelumnya, ini akan selalu meriah saat Ogoh-Ogoh di arak mengitari jalan-jalan di sekitarnya kampung, bahkan kota yang ada di Bali.

Tanggtal 4 maret 2011 merupakan bulan mati atau di sebut dengan TILEM di Bali yaitu tilem sasih Kesanga: Upacara taur agung kesanga, merupakan upacara pembersihan Buana Agung (Dunia) dengan segala isinya dapat juga di artikan sebagai upacara tutup tahun saka.

Tawur Kesanga, Hari Pasucian Para Dewa Bhatara terutama Ida Sang Hyang Widhi yang berada di pusatnya samudera dengan membawa Tirta Amerta Kamandalu. Umat mengadakan upacara pembersihan seluruh alam yang di adakan semua tingkat.

Nah, pada tanggal 5 maret 2011, di laksanakan NYEPI (Sipeng), hari ini umat Hindhu mengadakan berata penyepian dan semadi, mengheningkan pikiran untuk dapat menerima ilham-ilham dan petunjuk Hyang Widhi Wasa, agar di hari-hari berikutnya dapat melaksanakan perbuatan yang lebih baik.

Bagaimana dengan anda? sudahkah berbuat baik hari ini?

Rabu, 23 Februari 2011

Pura Gunung Kawi


Hanya beberapa kilometer dari kawasan wisata Istana Negara Tampak Siring dan Pura Tirta Empul, kita akan melanjutkan jalan-jalan sekaligus photo-photo di objek wisata penuh nilai historis dan spiritual, Pura Gunung Kawi.

Objek wisata ini dapat ditempuh kira-kira 60 menit dari Kuta atau kira-kira 45 menit dari Denpasar. Dengan situasi lalu lintas yang semakin bertambah banyak dan padat khususnya daerah Kuta, Denpasar kota, Nusa Dua dan Sanur, sudah tentu sangat sulit kita bisa memperkirakan waktu tempuh menuju obyek wisata ini.

Dari artikulasi dapat diuraikan menjadi 2 (dua), yaitu gunung yang berarti tempat yang tinggi, bukit atau tebing dan Kawi berarti kekawin atau sesuatu yang dibuat . Jadi pura Gunung Kawi adalah pura yang dibangun di tebing di sebelah barat sebuah pegunungan dimana pegunungan itu sekarang dikenal dengan nama desa Sebatu.

Sebatu berasal dari urat kata sauh berati terpeleset dan batu berarti batu atau bebatuan. Konon pada jaman pemerintahan raja Mayadenawa yang sangat bengis dan tidak percaya adanya Tuhan, daerah ini merupakan lintasan pelarian Raja Mayadenawa dengan para pengikutnya menuju desa Taro, setelah terdesak dalam peperangan melawan para dewata yang mengejarnya, begitu pula ketakutan para penduduk asli kepada pengikut raja Mayadenawa, sehingga semuanya lari tunggang langgang dan terpeleset diantara bebatuan pegunungan (Sauh di batu). Sadar akan penduduk asli yang tidak berdosa dalam bahaya, maka dewa Wisnu memberikan sumber kehidupan bagi penduduk yang tidak berdosa dalam wujud air suci.

Sebagai ucapan rasa syukur penduduk, maka ditempat ini dibangun pura tempat pemujaan dewa Wisnu yang dikenal dengan nama Pura Gunung Kawi yang dilengkapi dengan pancuran-pancuran beraneka ragam fungsi seperti untuk air suci, mandi dan lain-lain.

Sabtu, 19 Februari 2011

Pura Tirta Empul



Pura Tirta Empul merupakan salah satu pura yang sangat penting dan merupakan obyek wisata yang sangat menarik dan banyak di kunjungi oleh wisatawan baik wisatawan domestik/ lokal maupun wisatawan mancanegara.

Adalah sebuah pura yang terletak di desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Letaknya sangat strategis dan bersebelahan dengan Istana Presiden Republik Indonesia yang pertama yaitu Bapak Ir.Soekarno.

Nama Tirta Empul berasal dari kata "tirta" yang artinya "Air Suci", dan kata "Empul" yang artinya "Mata Air". Jadi kalau di artikan adalah "Mata Air Yang Disucikan" oleh umat Hindhu dan umat Hindhu bahkan yang bukan umat Hindhu pun datang ke Pura ini untuk melaksanakn "Melukat" atau pembersihan diri baik jiwa dan raga.

Konon terdapat sebuah cerita tentang seorang raja yang bernama Mayadenawa, Mayadenawa sangat sakti tetapi jahat. Bhatara Indra pun diutus dari langit untuk membunuh Mayadenawa. Mayadenawa kewalahan lalu melarikan diri dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya agar tidak terdengar oleh Bhatara Indra. Dari sanalah kemudian muncul nama sebuah desa Tampak Siring. Mayadenawa kemudian meracuni pasukan Bhatara Indra dengan air yang sudah diracuni, Bhatara Indra lalu menancapkan sebuah keris ke tanah dan tersembur air yang dijadikan penangkal racun Mayadenawa. Konon sumber air itulah yang kini disebut Tirta Empul.

Kalau kita mengadakan perjalanan wisata ke daerah Kintamani yang terkenal dengan pemandangan danau dan gunungnya yang indah, sebelumnya kita akan melintasi jalan yang sama dengan lokasi pura Tirta Empul. Bisa di katakan program kunjungan ke pura ini tidak terlepas dengan kunjungan ke Kintamani.

Tentang Tampaksiring.

Diperkirakan nama Tampaksiring berasal dari (bahasa Bali) kata tampak yang berarti "telapak" dan siring yang bermakna "miring". Makna dari kedua kata itu konon terkait dengan sepotong legenda yang tersurat dan tersirat pada sebuah daun lontar, yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari bekas jejak telapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa.

Nah...tunggu apalagi,, dan jangan berpikir panjang untuk mengunjungi Desa Tampaksiring yang terdapat Pura Tirta Empul dan bangunan-bangunan yang disucikan oleh umat Hindhu dan kalau berniat untuk melaksanakan pembersihan diri, kenapa tidak! siapa saja bisa. Dan khususnya bagi kaum hawa yang sudah meningkat gede dan sudah mengalami proses mentruasi, mohon maaf kalau lagi sedang haid/mentruasi dilarang untuk masuk atau mengunjungi pura, karena dalam periode tersebut kaum hawa yang sedang aid akan dapat menodai kesucian pura.

itu sekilas tentang pura Tirta Empul dan semoga bermanfaat bagi para pembaca dan selamat berkunjung dan menikmati hari-hari yang berbahagia.

Kalau ada yang ingin berkomentar silahkan! dan mohon maaf kalau ada kekeliruan.