Selasa, 28 September 2010

DESA CELUK



DESA CELUK

Citra yang paling menonjol tentang desa celuk adalah sebuah desa obyek wisata kerajinan emas dan perak. Desa yang terletak di kecamatan Sukawati,kabupaten Gianyar ini memiliki kekhasan dan keunggulan dalam bidang kerajinan emas dan peraknya dalam kuantitas yang besar dan kwalitas yang bermutu tinggi. Hampir semua keluarga dan penduduk Desa Celuk orang Bali yang sangat profesional, trampil dan seni dalam mengembangkan kreasi desain dan variasi terkait dengan kerajinan emas dan perak.

Desa kerajinan yang memiliki akar sejarah yang panjang ini, hasil produksinya sudah menembus pasaran lokal,nasional dan internasional. Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun sebagai komoditi eksport di produksi di desa itu yang meliputi berbagai jenis cincin,gelang,kalung,anting-anting,giwang,tusuk konde,bross dan berbagai jenis lainnya. Disamping itu, pengerajin Celuk yang sangat respon terhadap permintaan pasar juga memproduksi produk-produk modern seperti medali, maket dan simbol-simbol budaya.

Dalam rentangan sejarah perkembangan seni kerajinan emas dan perak tersebut, langkah penemuan diawali oleh sekelompok keluarga yang tergolong clan Pande. Dari kalangan keluarga ini, aktivitas kerajinan emas perak menyebar keseluruh warga masyarakat sebagai jenis mata pencahariaan hidup utama yang berangsur-angsur menggeser mata pencahariaan hidup sebagai petani. Sekitar dekade tahun 1970-an telah terjadi perubahan struktur masyarakat desa secara signifikan, dari struktur masyarakat agraris ke struktur masyarakat industri kerajinan. Dan bahkan kini, sebagian mereka telah melompat lagi ke struktur ekonomi jasa dengan fokus jasa kepariwisataan. perubahan dan lompatan struktur tersebut telah membawa dampak positif yang baru bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Desa Celuk, Kuta dan Ubud tergolong sebagai kategori desa makmur di Bali dengan income per capita yang tinggi.

Lokasi Desa Celuk sangat strategis. Dengan jarak sekitar 10Km dari kota Denpasar, desa ini berada dalam jaringan desa-desa objek dan kunjungan wisatawan yang potensial dan beragam. Desa-desa tetangga tersebut adalah desa Batubulan dengan ciri khas seni tari barong dan ukir batu padas, desa Singapadu dengan ciri khas desa seni yang di lengkapi oleh rekreasi Taman Burung dan kebun Binatang, desa Batuan dengan seni lukis tradisional, desa Guang adalah desa seni ukir kayu, dan pasar seni Sukawati sebagai sentra perdagangan seni dan cndramata. Disepanjang jalan raya Celuk, sepanjang kurang lebih 2Km ditemukan di kiri kanan jalan berbagai jenis artshop Gold and Silver yang terbuka bagi kunjungan para wisatawan domestik dan mancanegara. Begitu juga dibagian pedalaman desa tersebut, tersebar aktivitas dan workshop kerajinan emas perak yang siap menerima pesanan dalam partai kecil dan juga besar.

Kreaktivitas pengerajin desa Celuk tidak hanya trbatas dalam arena pasaran lokal. Mereka juga adalah pengerajin dan pebisnis yang memanfaatkan peluang-peluang promosi dalam berbagai pameran dan festival seni dalam level yang besar dari pameran di Pesta Kesenian Bali, pameran di pusat-pusat kota besar seperti Jakarta dan bahkan beberapa di antara mereka telah melaksanakan pameran pada pasar dagang internasional di Eropa,Australia,Jepang dan amerika.

Sebagai desa kunjungan dan objek wisata di Bali selatan, desa Celuk ramai dikunjungi pada pagi, siang dan sore hari. Kunjungan tersebut, baik pada saat awal tour di pagi hari, maupun saat wisatawan kembali ke hotel di sore hari.

UBUD TOUR


BATUBULAN

Batubulan merupakan sebuah desa seni di gerbang barat kabupaten Gianyar. Identitas dan citra sebagai desa seni yang menasional dan mendunia dibangun melalui seni tari Barong (Barong and Kris Dance) yang di pentaskan setiap hari pada lima stage di desa itu, yaitu: Stage Pura Puseh, Stage Tegaltamu, stage Denjalan, Stage Sahadewa dan Stage Sila Budaya.

Daya tarik wisata budaya ini secara menyeluruh bersumber dari keragaman dan kuwalitas potensi seni di desa Batubulan yang mencakup seni tari, seni kerawitan, seni patung, seni sastra. Di desa ini disamping berkembang seni turistik juga tetap hidup seni hiburan (balih-balihan) dan seni sakral (seni wali).

Desa Batubulan, pada awalnya adalah sebuah desa agraris yang di topang oleh seni ukir batu padas. Mengandalkan potensi seni, lokasi yang strategis dan jaringan desa yang terbuka secara lokal,nasional,global, desa ini kemudian tumbuh sebagai objek wisata budaya yang sangat menarik dan populer. Seluruh jaringan paket tour wisata ke bali tengah dan Bali timur berawal dari desa Batubulan. Terminal Batubulan berperan strategis sebagai simpul komonikasi ke delapan kabupaten di Bali: Denpasar, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, Buleleng dan Jembrana bagi wisatawan kategori individual dan explorer dengan fasilitas transportasi darat. Batubulan merupakan relasi pembuka untuk menjangkau jaringan seluruh Bali.

Desa Batubulan terletak pada jarak 8Km dari kota Denpasar, ibukota propinsi Bali. Desa ini terdiri dari tiga Desa adat. Yaitu: Desa adat Tegaltamu, Desa adat JeroKuta dan Desa adat Delod Tukad. Di dalamnya tercakup 16 banjar. secara demografis, desa ini tergolong desa berpenduduk padat dengan jumlah penduduk tahun2003 sebesar 11.333 jiwa dengan 2.775 Kepala keluarga.

Secara etimologi, nama Batubulan berakar dari dua kata, yaitu Batu dan Bulan (moonstone) yang secara harfiah mengandung arti kokoh dan bersinar lembut, serta secara maknawi merefleksikan satu ketahanan sosial dalam kecerahan seni dan kultural.

Dalam cerita legenda dan perspektif historis-mitologis, nama Batubulan diangkat dari temuan tokoh Dewa Kalesan, seorang pejuang dan pelopor pembuka kawasan Batubulan. Melalui aktivitas bersama pada masa lampau dalam perambasan pembukaan hutan yang lebat ditemukan satu lokasi unik religius yang konon sebagai satu simpul batu memancarkan sinar suci. Tempat tersebut, pada pandangan emik orang Batubulan diyakini sebagai asal muasal wilayah satu komunitas yang kini bernama Desa Batubulan. Dilokasi tersebut yang terletak di tengah palemahan desa sejak dulu sampai kini berdiri satu pura yang bernama Pura Batubulan.

Obyek unggulan dan daya tarik utama desa Batubulan dalam kerangka peta objek-objek wisata Bali adalah seni Tari Barong dan ukiran batu padas. Objek ini menjadi semakin terkenal karena di topang oleh daya tarik wisata yang terus berkembang dan beragam.

Keragaman daya tarik Batubulan di bidang pariwisata meliputi: (1).Pantai selatan yang cocok untuk rekreasi dan surfing; (2).Berkembangnya kerajinan dan perdagangan tenun ikat; (3). Berkembangnya seni turistik mencakup: tari Kecak,tari Sanghyang Api,tari Joged,tari Legong. (4). Tersedianya lokasi yang menarik, nyaman dan artistik untuk penyelenggaraan Bali Night; (5).Adanya Pura Puseh(Kahyangan Tiga) dengan pola struktur dan artsitektur yang megah dan agung; (6).Tersebarnya disamping jalan desa, artshop dan bisnis stone carving dari lava stone dan juga dari batu padas lokal.

Sebagai obyek wisata dan kawasan bisnis ukiran batu padas, Desa Batubulan ramai dikiunjungi wisatawan mancanegara dan domestik sejak pagi hari,sore hari sampai petang harinya. Pagi hari jam 09.30-10.30 diadakan pementasan tarian Barong dan Kris secara rutin dan juga di saat petang hari jam 18.30-19.30 dipentaskan tarian Kecak dan Api atau juga disebut Bali Night,sedangkan selama 12 jam di siang hari adalah waktu bisnis disepanjang artshop dan workshop disepanjang wilayah desa Batubulan. Batubulan juga bertetangga dengan desa-desa seni lainnya yang potensial seperti Desa Singapadu,Desa Celuk dan juga Desa Guang.